Otoritas Laki-Laki Dan Perempuan: Studi Penafsiran Kontekstual Abdullah Saeed terhadap Qs. an-Nisa 4: 34

Superioritas laki-laki atas perempuan seringkali terjadi karena adanya penggunaan dalil al-Qur’an dalam memahami posisi kehidupan sosialnya, termasuk posisinya sebagai pemimpin. Dapat dicermati dan digambarkan ayat Qs. an-Nisa’ 34. Kata kunci Qawwamuna menjadi alasan pembelaan untuk menjelaskan Islam. Hal tersebut tidak hanya pada kosa kata saja, tetapi juga peran tafsir tekstual yang melupakan konteks ketika ini diturunkan serta kondisi kontektual hari ini. 34 ditafsirkan lagi relevan dengan Untuk memperoleh pemahaman kontekstual tekait “Qauwamuna” an-Nisa: 34, peneliti menggunakan pendekatan Abdullah Saeed jenis penelitian kepustakaan (library research). Penelitian data literatur (kepustakaan). Data utama (primer) adalah karya Saeed, yakni: Al-Qur’an Abad 21: Tafsir Kontekstual. Adapun sekunder atau tulisan-tulisan membahas tentang tafsir-tafsir terkait isu gender, khususnya menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: a): Metodologi metodologi di masa kontemporer memberikan fokus teks redaksi al-Qur’an, tapi konteks, (konteks mikro, makro, perkembangan sosial, budaya keadaan ini, b): Berdasarkan analisis ditemukan bahwa الرجل النساء merujuk biologis semata (laki-laki perempuan). Ayat mengidentifikasi gagasan ideal moral sebuah hubungan setara. Dengan baik maupun memiliki kesetaraan potensi kepemimpinan.): an-Nisa:34 mengandung tiga nilai, nilai fundamental, implementasional instruktional. kesimpulan skripsi akan menguatkan studi gender satu sisi, sisi lain pentingnya paradigma al-Qur’an.